Karakter Dokter Muslim

Bismillahirrohmaanirrohiim…. Bagaimana ya agar kita bisa menjadi dokter muslim?? mungkin sedikit hal yang bisa kita ketahui bagi cadok-cadok muslim. Semoga bermanfaat ^^ 1) Seorang dokter yang beriman haruslah memenuhi kewajibanya terhadap Allah SWT, menyadari kebesaran Dzat-Nya, menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mematuhi-Nya, baik dalam keadaan sendiri atau beramai-ramai. 2) Seorang dokter harus membantu mengobati dengan bijaksana dan penuh kehati-hatian. Ia harus optimis (tidak boleh kecil hati), tersenyum dan tidak bermuka masam, penuh cinta kasih dan tidak penuh kebencian, sabar dan tidak mudah marah. Nah, dokter kaya gini pasti disayangi ama pasien2nya.. Tidak sedikit pasien yang langsung sembuh begitu melihat sang dokter (ingat! sugesti pasien berpengaruh besar untuk kesembuhannya.) 3) Seorang dokter harus tenang, tidak terburu-buru mengambil keputusan (dalam penegakan diagnosis) meskipun dia benar. Tetap berkata yang baik dan sopan pada saat bergurau, merendahkan suara dan tidak berbicara dengan keras, berpenampilan bersih, rapi, tidak lusuh, memiliki sopan santun menghadapi pasien yang miskin atau kaya, menghadapi orang yang sederhana atau orang yang sombong, hal ini dapat mendatangkan kepercayaan dan penghargaan dari pasien-pasiennya . 4) Seorang dokter harus sungguh-sungguh mengetahui bahwa “kehidupan” adalah di tangan Allah, diberikan hanya oleh-Nya, dan “kematian” adalah akhir dari sebuah kehidupan dan awal kehidupan yang lain. Kematian adalah suatu hal yang pasti, dan itu adalah akhir dari segalanya, kecuali Allah Yang Maha Kekal. Dalam profesinya, seorang dokter hanyalah perantara dari kehidupan, ia berusaha mengobati dan merawat dengan kemampuan terbaik yang dapat diusahakannya. 5) Seorang dokter harus dapat menjadi contoh yang baik dengan menjaga kesehatannya sendiri. Tidaklah sesuai ketika seorang dokter mengatakan sesuatu yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, tetapi tidak dimulai dari diri dokter itu sendiri. “He should not turn his back on the lessons of medical progress”. Karena dia tidak akan mendapatkan kepercayaan dari pasien sampai pasien tersebut melihat bukti dari dokter tersebut. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: ”Dan janganlah kedua tanganmu mendorongmu berbuat kerusakan”, dan Rasulullah SAW bersabda, ”Tubuhmu memiliki hak atas dirimu”. 6) Seorang dokter memiliki kejujuran ketika dia berbicara, menulis atau memberikan kesaksian. Dia harus berani menentukan sesuatu sesuai ketentuan keimanannya, meskipun harta yang banyak, pertemanan, kekuasaan menekannya untuk membuat kesaksian yang dia tahu bahwa itu salah. Kesaksian memiliki tanggungjawab yang besar dalam Islam. Suatu kali Rasulullah pernah bertanya pada sahabatnya,”Maukah kalian ku beritahu tentang dosa yang paling besar?”, ketika para sahabat menjawab “mau”, Rasulullah melanjutkan, ”Menyekutukan sesuatu dengan Allah, tidak berbakti kepada kedua orangtuanya,” dan sejenak beliau berhenti sebentar, Rasulullah mengulang perkataan, ”dan juga menjadi saksi palsu atau memberikan kesaksian yang palsu.” 7) Seorang dokter harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ilmu hukum agama yang berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh pasiennya. Hal ini penting untuk memberi nasihat tentang kondisi kesehatan dan kondisi tubuh pasien, baik yang berhubungan ibadah, maupun muamalah. 8 ) Dokter Muslim harus menjauhi jalan-jalan pengobatan yang dilarang oleh Islam. 9) Peran seorang dokter adalah sebagai perantara menyembuhkan seorang pasien. Dokter hanyalah alat Tuhan untuk mengurangi penyakit orang lain. Sebagai seseorang yang diberi amanah, seorang dokter harus bersyukur dan selalu memohon pertolongan Allah. Dia harus tetap rendah hati, melepaskan arogansi dan rasa bangga terhadap diri sendiri dan tidak pernah jatuh pada kesombongan atau menunjukkan pemujaan diri sendiri melalui ceramah, tulisan secara langsung atau cara-cara lain yang halus. 10) Seorang dokter harus berusaha keras untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru. Ia harus bersemangat dan tidak cepat puas diri, memiliki pengetahuan dan tidak boleh berada dalam ketidaktahuan, yang secara langsung menunjang kesehatan dan keadaan pasien yang lebih baik. Rasa tanggungjawab terhadap orang lain seharusnya dapat membatasi kebebasannya untuk mencurahkan waktu pada hal yang disukainya. Karena orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan, memiliki hak pada orang-orang yang mampu, sehingga pasien-pasien tersebut memiliki hak terhadap waktu seorang dokter. 11) Seorang dokter harus juga mengetahui bahwa mencari ilmu pengetahuan mendapat perhatian yang tinggi dalam Islam. Selain menggunakan ilmu dalam memberikan terapi, mencari ilmu adalah ibadah, berdasarkan petunjuk Al-Qur’an, ”dan katakanlah… Ya Rabbku… tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” dan ”dan diantara hamba-hamba-Nya… orang-orang yang berilmu adalah yang paling takut kepada-Nya.”… dan Allah telah menaikkan derajat orang-orang yang berIman dan orang-orang yang diberi pengetahuan.” (diambil dari Aturan Islam dalam Etika Kedokteran. Arsip Kuwait. Organisasi Internasional dari Kedokteran Islam tahun 1981)
Category: 0 comments

Nama Penyakit yang Bisa Disembuhkan Sendiri oleh Tubuh

Tidak semua penyakit butuh obat, sebab tubuh punya mekanisme alami untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Agar tidak terjebak dalam konsumsi obat yang berlebihan dan tidak rasional, kenali penyakit-penyakit yang bisa sembuh sendiri.

Hampir semua jenis penyakit yang sifatnya akut (berlangsung singkat, tidak menahun) merupakan self limiting disease artau penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Beberapa di antaranya dipicu oleh gangguan pada mekanisme alami tubuh manusia, namun sebagain besar disebabkan oleh virus.

Berbeda dengan infeksi bakteri, infeksi virus tidak bisa diobati dengan antibiotik. Dikutip dari chestofbooks, infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh akan membentuk perlawanan untuk membunuh dan menyingkirkan virus-virus tersebut.




Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang termasuk self limiting disease dan tidak membutuhkan obat khusus selain untuk mengatasi gejala yang menyertainya.

1. Cacar air
Penyakit yang lebih sering menyerang anak kecil ini dipicu oleh infeksi virus varicella-zoster. Gejala cacar air atau chickenpox antara lain gatal-gatal, bentol kemerahan di sekujur tubuh dan disertai demam tinggi.

Meski pada anak sehat bisa sembuh dengan sendirinya, cacar air bisa juga menyebabkan komplikasi yang mematikan. Diperkirakan dalam setahun ada sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 14.000 orang masuk rumah sakit karena komplikasi cacar yang meliputi asma, pneumonia serta dehidrasi akibat mual-muntah dan diare.

Meski tetap diberi antivirus, pengobatan untuk penyakit ini lebih banyak ditujukan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi penyerta. Misalnya penurun panas untuk mengatasi demam, kalamin untuk mengurangi gatal dan antiseptik untuk mandi atau membersihkan tubuh.

2. Flu dan pilek
Common cold atau pilek ditularkan oleh virus influenza, bukan oleh bakteri seperti yang diduga oleh sebagian orang. Oleh karena itu, antibiotik tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang maupun demam yang mengindikasikan adanya infeksi penyerta oleh bakteri.

Pemberian antibiotik sering tidak ada gunanya, karena pengobatan yang lebih dibutuhkan pada flu dan pilek adalah obat-obat simptomatik atau pengurang gejala. Misalnya dekongestan untuk melegakan tenggorokan, antialergi untuk bersin-bersin dan pereda batuk jika diperlukan.

Suplemen multivitamin juga penting untuk diberikan dalam kondisi seperti ini, karena bisa meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Secara alami, sistem imun yang sehat dengan sendirinya akan membentuk perlawanan terhadap virus flu.

3. Batuk yang tidak disertai radang
Batuk merupakan mekanisme alami dalam tubuh untuk menyingkirkan benda asing dari saluran pernapasan. Tanpa harus diobati, umumnya batuk akan berhenti ketika rangsangan benda asing itu sudah hilang.

Batuk baru butuh antitusif atau pereda batuk jika sangat mengganggu aktivitas dan memicu radang karena tidak sembuh-sembuh.

Jenis batuk produktif yang disertai dahak bahkan tidak boleh dihentikan, namun perlu diberi ekspektoran atau pengencer dahak agar pengeluaran lendir-lendir tersebut bisa berlangsung lebih lancar.

4. Diare nonspesifik
Diare dibagi menjadi 2 jenis yakni diare spesifik dan diare nonspesifik. Diare spesifik disebabkan oleh infeksi bakteri, sementara diare nonspesifik merupakan mekanisme alami untuk mengeluarkan benda asing yang dianggap berbahaya oleh saluran pencernaan.

Diare spesifik ditandai dengan demam dan didiagnosis berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Obat yang perlu diberikan untuk jenis diare yang satu ini adalah antibiotik, dengan jenis dan kekuatan yang disesuaikan dengan jenis bakteri dalam hasil pemeriksaan.

Sementara diare nonspesifik yang terjadi antara lain setelah makan cabai terlalu banyak, tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya. Selama dirasa belum terlalu mengganggu aktivitas, kondisi ini cukup diatasi dengan oralit untuk mengantisipasi dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh.

5. Alergi gatal-gatal
Meski beberapa jenis obat antihistamin atau antialergi bisa dibeli dengan bebas, bukan berarti obat ini harus digunakan setiap kali mengalami gatal-gatal karena alergi. Reaksi alergi hanya terjadi jika ada faktor pemicu, sehingga langkah paling tepat adalah menghindari hal-hal yang memicunya.

Obat antihistamin sebaiknya hanya dikonsumsi jika faktor pemicu alergi memang tidak terhindarkan, misalnya cuaca dingin. Jenis-jenis makanan tertentu jika masih bisa dihindari maka lebih baik dihindari saja daripada harus minum obat.

6. Jerawat bintik putih
Banyak yang menawarkan obat-obatan untuk menghilangkan jerawat atau Acne vulgaris di wajah. Padahal selama tidak disertai infeksi, jerawat biasa yang sering memiliki bintik putih di dalamnya akan hilang jika kebersihan dan kadar minyak di permukaan kulit selalu terkendali.

Sebagian besar jerawat bisa disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak oleh kotoran maupun bekas make-up yang tidak dibersihkan. Fungsi minyak sendiri adalah menjaga kelembaban kulit agar tidak kering dan pecah-pecah.

7. Molluscum Contagiosum
Penyakit kulit yang dicirikan dengan benjolan-benjolan (papulla) bening dan berair ini disebabkan oleh infeksi virus dan lebih banyak menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa. Karena ditemukan juga di sekitar alat kelamin dan bisa menular lewat kontak langsung, penyakit ini sering dikira penyakit menular seksual.

Meski tidak berbahaya, benjolan-benjolan itu bisa pecah bila tergores atau digaruk sehingga membuka pintu untuk terjadinya infeksi pada bekas luka. Namun bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, penyakit kulit ini bisa sembuh sendiri dalam waktu 6-12 bulan.

8. Chikungunya
Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus bernama Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya antara lain demam tinggi sampai menggigil yang disertai rasa ngilu yang menusuk hingga ke otot dan tulang sehingga disebut juga flu tulang.

Meski gejalanya sangat parah, virus yang menyebabkan penyakit ini tidak dibasmi sehingga obat yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala seperti diberi penurun panas untuk mengatasi demamnya. Untungnya, gejala ini hanya berlangsung antara 5-10 hari dan akan sembuh dengan sendirinya.

9. Hand, foot and mouth disease (HFMD)
Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan oleh infeksi berbagai jenis virus dari keluarga Picornaviridae terutama Enterovirus 71 (EV-71). Virus ini lebih banyak menyerang bayi dan anak-anak terutama pada musim panas.

Gejala yang menyertai penyakit ini adalah demam dan ruam seperti herpes di sekitar tangan, kaki dan mulut. Umumnya gejala-gejala tersebut akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dan tidak meninggalkan bekas apapun.

10. Kikuchi-Fujimoto disease
Sesuai namanya, penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) ini ditemukan oleh Dr Masahiro Kikuchi dan Y Fujimoto pada tahun 1972. Gejalanya adalah demam yang disertai pembengkakan di leher akibat adanya pelebaran pada pembuluh limpa.

Penyakit langka yang lebih banyak ditemukan di wilayah Asia ini sering menyerang kaum mudah khususnya wanita pada rentang usia 20-30 tahun. Obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi demam sementara untuk infeksinya belum ada obatnya, namun akan sembuh dengan sendirinya.
Category: 0 comments

Muslim yang Dokter

“Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam,” ujar Dr Ezzat Abouleish MD dalam tulisannya berjudul Contributions of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam.

Saking pentingnya, ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi ke generasi dan bangsa ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana.

Ibnu Sina @ mualaf.comOrang Yunani Kuno mempercayai Asclepius sebagai dewa kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales, Geoffrey Chaucer, di Yunani telah muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka. Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi mengembangkan ilmu kedokteran adalah Hippocrates atau `Ypocras’ (5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.

Selain itu, ada juga nama Rufus of Ephesus (1 M) di Asia Minor. Ia adalah dokter yang berhasil menyusun lebih dari 60 risalat ilmu kedokteran Yunani. Dunia juga mengenal Dioscorides. Dia adalah penulis risalat pokok-pokok kedokteran yang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abad. Dokter asal Yunani lainnya yang paling berpengaruh adalah Galen (2 M).

Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang tengah berkembang pesat di Timur Tengah. Menurut Ezzat Abouleish, seperti halnya lmu-ilmu yang lain, perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut.

Ibnu Sina @ mualaf.comPeriode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia secara gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa Arab.

Buah pikiran para tabib di era Yunani Kuno secara gencar dialihbahasakan. Adalah Khalifah Al-Ma’mun dari Diansti Abbasiyah yang mendorong para sarjana untuk berlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa Arab. Khalifah pun menawarkan bayaran yang sangat tinggi, berupa emas, bagi para sarjana yang bersedia untuk menerjemahkan karya-karya kuno.

Sejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Jurjis Ibn-Bakhtisliu, Yuhanna Ibn Masawaya, serta Hunain Ibn Ishak ikut menerjemahkan literatur kuno. Selain melibatkan sarjana-sarjana Islam, tak sedikit pula dari para penerjemahan itu yang beragama Kristen. Mereka diperlakukan secara terhormat oleh penguasa Muslim.

Proses transfer ilmu kedokteran yang berlangsung pada abad ke-7 dan ke-8 M membuahkan hasil. Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru.

Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang. `’Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,” papar Ezzat Abouleish.

Sekolah kedokteran pertama yang dibangun umat Islam sekolah Jindi Shapur. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan sistematik. Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon.

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Pemilik nama lengkap Abu-Bakr Mohammaed Ibn-Zakaria Al-Razi itu adalah dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Salah satu buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul ‘Al-Mansuri’ (Liber Al-Mansofis).

Ia menyoroti tiga aspek penting dalam kedokteran, antara lain; kesehatan publik, pengobatan preventif, dan perawatan penyakit khusus. Bukunya yang lain berjudul ‘Al-Murshid’. Dalam buku itu, Al-Razi mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit. Buku lainnya adalah ‘Al-Hawi’. Buku yang terdiri dari 22 volume itu menjadi salah satu rujukan sekolah kedokteran di Paris. Dia juga menulis tentang pengobatan cacar air.

Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.

Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, ‘Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif’ - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan. Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.

Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.

Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet). Buku itu berisi ramngkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul ‘Al-Taisir’ mengupas praktik-praktik kedokteran.

Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 - 1288 M). Ia terlahir di awal era meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo. Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah ‘Mujaz Al-Qanun’. Buku itu berisi kritik dan penmbahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina.

Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.

Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan.

Rekam Medis, Warisan RS Al-Nuri

Pada era keemasan Islam, ibu kota pemerintahan selalu berubah dari dinasti ke dinasti. Di setiap ibu kota pemerintahan, pastilah berdiri rumah sakit besar. Selain berfungsi sebagai tempat merawat orang-orang yang sakit (RS), rumah sakit juga menjadi tempat bagi para dokter Muslim mengembangkan ilmu medisnya. Konsep yang dikembangkan umat Islam pada era keemasan itu hinga kini juga masih banyak memberikan pengaruh.

RS terkemuka pertama yang dibangun umat Islam berada di Damaskus pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid dari Dinasti Umayyah pada 706 M. Namun, rumah sakit terpenting yang berada di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah itu bernama Al-Nuri. Rumah sakit itu berdiri pada 1156 M, setelah era kepemimpinan Khalifah Nur Al-Din Zinki pada 1156 M.

Pada masa itu, RS Al-Nuri sudah menerapkan rekam medis (medical record). Inilah RS pertama dalam sejarah yang menggunakan rekam medis. Sekolah kedokteran Al-Nuri juga telah meluluskan sederet dokter terkemuka, salah satunya adalah Ibn Al-Nafis - ilmuwan yang menemukan sirkulasi paru-paru. RS ini melayani masyarakat selama tujuh abad, dan bagiannya hingga kini masih ada.

RS penting lainnya yang dibangun umat Islam berada di Baghdad. Ketika Khalifah Harun Al-Rashid berkuasa, dia memerintahkan cucu Ibn-Bahtishu, yang juga dokter istana bernama Jibril untuk membangun RS Baghdad. RS ini berkembang menjadi sebuah pusat kesehatan yang amat penting. Salah satu pemimpinnya adalah Al-Razi, ahli penyakit dalam termasyhur.

RS terkemuka lainnya di Baghdad adalah Al-Adudi yang dibangun pada 981 M, setelah Khalifah Adud Al-Dawlah. Bangunan RS merupakan paling megah di Baghdad sebelum era modern. RS tersebut dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang paling lengkap dan terkemuka pada masanya. RS itu hancur lebur ketika bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan menyerang Baghdad pada 1258 M.

Ilmu kedokteran Islam juga berkembang di Mesir. Pada 872 M, Ahmed Ibn-Tulun membangun RS Al-Fusta di kota Al-Fustat, sekarang Kairo. Pada 1284 M, Khalifah Al-Mansur Qalawun juga membangun RS terkemuka bernama Al-Mansuri. Di Tunisia, pada 830 M, Pangeran Ziyadad Allah I membangun RS Al-Qayrawan di wilayah kota Al-Dimnah. RS ini sudah menerapkan pemisahan antara ruang tunggu pengunjung dan pasien.

Di Marokko, pada 1190 M, Khalifah Al-Mansur Ya’qub IbnuYusuf, membangun RS Marakesh. Itu adalah RS terbesar da terindah karena dihiasi taman yang penuh dengan bunga dan pohon buah-buahan. Ilmu medis juga berkembang pesat di Spanyol. Pada 1366 M, Pangeran Muhammed Ibn-Yusuf Ibn Nasr, membangun RS Granada di kota Granada.

Kontribusi Dokter Muslim

Bakteriologi
Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim yang banyak memberi perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.

Anesthesia
Suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Ibnu Sina tokoh yang memulai mengulirkan ide menggunakan anestesi oral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa sakit yang sangat manjur.

Surgery
Bedah atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Dokter Islam yang berperan dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-Zahrawi.

Ophthamology
Cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan bedah syaraf mata, otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi kontribusi pada Ophtamology adalah lbnu Al-Haytham (965-1039 M). Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut mencurahkan kontribusinya. Jasa mereka masih terasa hingga abad 19 M.

Psikoterapi
Serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Dokter Muslim yang menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.
Category: 0 comments

My First SOOCA

Case.. itu yang harus dipahami, mau sedikit cerita tentang pengalaman SOOCA, yang bikin seru and deg-degan.. memahami 5 kasus yang diberikan, kasus asam urat, kasus kelaparan, kasus keracunan aspirin, kasus tukak lambung, dan kasus sindrom metabolisme. Yang ditekankan adalah basic science, dari 5 kasus itu mempunyai basic science yang berbeda-beda, dan pas ujian sooca kasus-kasus itu akan diundi dan otomatis harus paham semua kasus. Hari demi hari, deket ke ujian, tiap malem pasti ga tenang meski udah dikasih hari tenang.
Membuat patmek yang sudah dibahas di tutorial, tiba saatnya pemutihan, dengan gagahnya pagi-pagi buta saya bangun dan bersiap-siap berangkat ke kampus, pakaian putih, celana panjang hitam, memakai dasi, dan rambut rapih layaknya dokter muda (Amin Ya Rabbal Alamin). Berangkat jam 6 pagi, saya memacu motor dengan kecepatan 60 km/jam saking semangatnya..haha.. Datang di kampus semuanya berkumpul di lantai 1, jreng-jreeng tiba saatnta ujian, pembagian kloter dan saya pun kebagian kloter 2 nomor urut pertama. Bismillah... tiba saatnya giliran kloter 2, nomor urut 1 pula, masuklah ke ruang isolasi, memilih amplop undian kasus yang sudah disimpan di meja dan..... GASTRIC ULCER > kasus yang saya dapat... diisolasi selama 20 menit saya membuat patmek dan basic science sedemikian rupa... Saatnya masuk ke ruang ujian SOOCA, dengan dosen penguji yaitu DR.dr.Adjat dan dr.Rio. Diberi waktu untuk menjelaskan selama 20 menit.. Penjelasan diakhiri dengan BHP dan Islamic Insert.. Setelah selesai saya disuruh keluar dulu.. lalu masuk lagi untuk mendapatkan feedback.. Dokter Adjat dan dokter rio memberi saya nilai 89... Alhamdulillah... Puji syukur kepada Allah... Semoga ilmu yang saya dapat bisa diaplikasikan kepada masyarakat ketika saya telah menjadi dokter. Amin Ya Rabbal Alamin.
Category: 1 comments

10 virus paling mematikan di dunia

1. HIV/AIDS

Virus yang satu ini menyerang kekebalan tubuh dan hingga kini belum ada obatnya. Ibarat menunggu kematian kalau sudah terjangkit virus ini.

2. Ebola, Hanta & Demam Berdarah

ketiga virus ini menyerang tubuh melalui virus yang menyebar bersama darah korban. Virus ini menyebar melalui kotoran hewan dan udara bebas.

3. Rabies

Berbusa di mulut, kesulitan menelan, seorang gila takut air, kemarahan, delusi dan halusinasi adalah dampak langung dari virus ini. Menyebar melalui air liur hewan (biasanya melalui gigitan anjing). Jika virus rabies menyerang sistem saraf maka amat mematikan apabila telah sampai ke otak

4. Bakteri Kebal Antibiotik

Merupakan mutasi dari bakteri antibiotik yang menyerang sistem imun tubuh.

5. Naegleria (Bakteri Amoeba Pemakan Jaringan Otak)

Amoeba kecil ini menyerang jaringan otak yang ditandai dengan tubuh kejang, mulai diikuti oleh koma. Hidup pada perairan hangat Amerika masuk ke tubuh melalui lubang hidung.

6. Virus Sapi Gila

Penyakit sapi gila, juga dikenal sebagai bovine spongiform encephalopathy. Dikenal sebagai varian Creutzfeldt-Jakob, penyakit menular melalui daging yang terkontaminasi dan menyebabkan sejumlah gejala neurologis mengerikan degeneratif, termasuk demensia, kehilangan sistem saraf dan otot kontrol, dan akhirnya, kematian.

7. Kusta dan Lepra

Penyakit, juga dikenal sebagai penyakit Hansen, disebabkan oleh Mycobacterium leprae, sebuah bakteri yang menginfeksi saraf perifer. Tanpa fungsi syaraf untuk merasa sakit dan suhu, pasien dapat sering secara tidak sengaja melukai diri sendiri dan infeksi oportunistik dapat mengambil terus, kadang-kadang menyebabkan hilangnya jari atau jari kaki. Selama berabad-abad, penyakit ini diyakini sebagai kutukan. Cerita berlimpah tentang gejala yang menakutkan seperti kulit berubah menjadi daging mati dan anggota badan yang secara tiba-tiba terlepas.

8. Botulism

BT adalah hasil karya dari tanah umum bakteri Clostridium botulinum. Bakteri dapat ditularkan melalui makanan yang tercemar dengan bakteri atau spora, atau melalui luka terbuka. Dalam satu atau dua hari, muncul gejala-gejala neurologis, termasuk bicara cadel, pandangan kabur dan kesulitan bernapas. Otot bergerak lebih lemah, refleks berhenti bekerja, tungkai bisa lumpuh. Akhirnya, diafragma dan otot-otot pernapasan lainnya berhenti bekerja, menyebabkan kematian. Antitoksin dan antibiotik dapat menghentikan perkembangan penyakit.

9. Kaki Gajah

Disebarkan oleh gigitan nyamuk, cacing parasit yang menyebabkan kaki gajah bersarang di sistem getah bening, yang mengontrol respon imun dan retensi cairan hingga terjadi pembengkakan. Yang paling sering terjadi pembengkakan di kaki, tetapi dapat juga terjadi pada lengan, payudara atau bahkan alat kelamin, menyebabkan mereka membengkak dan cacad untuk ukuran besar.

10. Polio

Pada puncak epidemi polio di tahun 1950-an, ada lebih dari 13.000 kasus yang melibatkan kelumpuhan dan 1.000 kematian setiap tahun dari penyakit, banyak dari mereka anak-anak di seluruh dunia.
Category: 0 comments

KONSEP DOKTER MUSLIM (Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung) UNISBA

1.Ide Dokter Muslim

Ilmu kedokteran yang dewasa ini berkembang, umumnya bersifat universal atau digunakan secara umum. Karena itu, bagi kaum Muslimin perlu menyeleksinya, dipilih hanya yang sesuai dengan norma dan kaidah Islam. Sejak dulu kaum Muslimin, dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka seluruh sendi kehidupan Muslim dijadikan sebagai bagian pengamalan agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan islamis, juga dalam praktek pengobatan, atau lebih spesifik dokter.

Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal sistem atau metode pengobatan bersifat universal, namun dalam Islam terdapat nilai-nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan praktek kedokteran, sehingga dikenal dengan kedokteran Islami.

Jika merujuk pada karya klasik, seperti yang terdapat dalam buku al-Qanun fi al- Thibb karya Ibnu Sina, sarna sekali tidak menyinggung soal kedokteran Islam ini. Menurut analisis 'Abdul Hamid, karena pada masa lalu etika kedokteran tidak mungkin terpisah dari ajaran umum al-Quran dan Sunnah Nabi. Dengan kata lain, kedua sumber itu senantiasa berlaku sebagai pembimbing dalam segala aspek kehidupan umat Islam termasuk bagi dokter dan pasiennya.

Konsep tentang dokter muslim ini terkait pula dengan etika kedokteran, menurut Dr Ahmad Elkandi, salah seorang pendiri Himpunan Kedokteran Islam Amerika Serikat dan Kanada, bahwa etika dianggap sebagai persyaratan penting untuk menjadi dokter. Sumpah Hippocrates yang terkenal telah menekankan fakta ini dan sumpah ini masih berlaku sebagai basis bagi undang-undang yang dibuat untuk kode etik profesionaI.

1.
Karaktertstik DokterMuslim

Banyak rumusan tentang dokter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalangan. Menurut Ja'far Khadim Yamani, Ilmu kedokteran dapat dikatakan islami, mempersyaratkannya dengan 9 karakteristik, yaitu: Pertama, dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan al-Quran. Kedua, tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram. Ketiga,dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah tidak ada alternatif lain. Keempat, pengobatannya tidak berbau takhayyul, khurafat, atau bid'ah. Kelima, hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai di bidang medis. Keenam, dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, takabbur, senang merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya. Ketujuh, harus berpenampilan rapih dan bersih. Kedelapan, lembagalembaga pelayan kesehatan mesti bersifat simpatik Kesembilan, menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambanglambang non-islamis.

Dalam kode etik kedokteran (Islamic code of Medical Ethics), yang merupakan Hasil dari First International Conferene on Islamic Medicine yang diselenggarakan pada 6-10 Rabi' al-Awwal 1401 H. di Kuwait dan selanjutnya disepakati sebagai kode etik kedokteran Islam, dirumuskan beberapa karakterrstik yang semestinya dimiliki oleh dokter muslim. lsi Kode Etik Kedokteran Islam tersebut terdiri atas duabelas pasal, Rinciannya disebutkan:

Pertama, definisi profesi kedokteran. Kedua, ciri-ciri para dokter. Ketiga, hubungan dokter dengan dokter. Keempat, hubungan dokter dengan pasien. Kelima, rahasia profesi. Keenam, peranan dokter di masa perang. Ketujuh, tanggungjawab dan pertanggungjawaban. Kedelapan, kesucian jiwa manusia. Kesembilan, dokter dan masyarakat. Kesepuluh, dokter dan kemajuan biomedis modern. Kesebelas, pendidikan kedokteran. Keduabelas, sumpah dokter.

Semua butir di atas, khususnya terhadap diri sendiri juga dengan pasien, antara lain disebutkan bahwa seorang dokter muslim di samping sebagai seorang yang bertakwa juga harus berakhlak mulia, seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar, dapat dipercaya, bersikap baik tanpa membedakan tingkat sosial pasien, bersikap tenang, dan menghormati pasien. Secara teologis dokter muslim harus menyadari bahwa soal kematian berada sepenuhnya di tang an Tuhan dan fungsi dokter hanya sebagai penyelamat kehidupan, berfungsi mempertahankan dan memelihara sebaik dan semampu mungkin. Di samping itu, dokter muslim harus dapat menjadi suri tauladan yang baik juga harus prefesional, dengan tetap pada prinsip ilmiah danjujur. Lebih dari itu semua, dokter muslim juga diharuskan memiliki pengetahuan tentang undang-undang, caracara beribadah dan pokok-pokok fikih sehingga dapat menuntun pasien untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Ditekankan pula, dalam keadaan bagaimana pun, dokter muslim harus erusaha menjauhkan diri dari praktek-praktek yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal lain yang disarankan, dokter muslim harus rendah hati, tidak sombong, serta bersikap tercel a lainnya. Dalarn bidang pengetahuan, dokter muslim diharuskan tetap menggali dan mencari pengetahuan agar tidak ketinggalan dalam bidang kemajuan ilmiah, dan upaya itu harus diyakini sebagai bentuk ibadah.

Abu al-Fadl merinci karakteristik dokter Islam atas tiga hal. Pertama, percaya akan adanya kematian yang tidak terelakkan seperti banyak ditegaskan dalam al-Quran dan hadits Nabi. Untuk mendukung prinsip ini ia mengutip pernyataan Ibnu Sina yang menyatakan, yang harus diingat bahwa pengetahuan mengenai pemeliharaan kesehatan itu tidak bisa mernbantu untuk menghindari kematian maupun membebaskan diri dari , penderitaan lahir. Ia juga tidak memberikan cara-cara untuk ' memperpanjang usia agar hidup selamanya. Dengan pemahaman demikian, tidak berarti dokter muslim menentang teknologi biomedis bila berarti upaya mempertahankan kehidupan dengan memberikan pasien suatu pernapasan at au alat lain yang sejenis. Sebab, berupaya menyelamatkan hidup adalah tugas mulia, siapa yang menyelamatkan hidup seorang manusia, seolah dia menyelamatkan hidup seluruh manusia. Ini sejalan dengan penegasan ayat al-Quran:


Artinya. :

Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seorang manusia semuanya. (QS. Al Maidah 5 : 32)


Kedua, menghormati pasien, diantaranya berbicara dengan baik kepada pasien tidak membocorkan rahasia dan perasaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual, itulah sebabnya disarankan pasien didampingi orang ketiga. Dokter tidak memberati pasien, dan lain-lain.

Ketiga, pasrah kepada Allah sebagai Dzat Penyembuh. Ini tidak berarti membebaskan dokter dari segala upaya diagnosis dan pengobatan. Dengan kepasrahan demikian, maka akan menghindarkan perasaan bersalah jika segala upaya yang dilakukannya mendapatkan kegagalan.


1.
Sifat dan Sikap Dokter Muslim

Etika / adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Dr. Zuhair Ahmad al-Sibai dan Dr. Muhammad 'Ali al-Bar dalam karyanya Al-Thabib, Adabuh wa Fiqhuh (Dokter, Etika dan Fikih Kedokteran), antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan atas kehormatan profesi, menjernihkan nafsu, labih mendalami ilmu yang dikuasainya, menggunakan metode ilmiah dalam berfikir, kasih sayang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja dan mawas diri.

1.
Berkeyakinan atas Kehormatan Profesi.
2.
Berusaha Menjernihkan Jiwa.
3.
Lebih Mendalami Ilmu yang Dikuasainya.
4.
Menggunakan Metode Ilmiah dalam Berfikir.
5.
Memiliki Rasa Cinta Kasih.
6.
Keharusan Bersikap Benar dan Jujur.
7.
Berendah Hati (Tawadhu').
8.
Keadilan dan Keseimbangan.
9.
Mawas Diri.
10.
Ikhlas, Penyantun, Ramah, Sabar dan Tenang.




1.
Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1.
Bahwa seluruh poin butir isi karakteristik dokter muslim, baik yang terdapat dalam Islamic Code Of Medical Ethics atau yang disampaikan oleh tokoh lain secara individual, pada intinya ada kesepakatan, bahwa karakteristik dokter muslim, disamping professional, menguasai ilmu kedokteran dan mengembangkan pengetahuannya itu, juga berakhlak mulia, sebagaimana dijabarkan butir-butirnya dalam kajian akhak mulia secara umum, baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan profesi, yang secara khusus dapat diterapkan pada profesi kedokteran dalam berhubungan dengan profesinya, pasien, sesama dokter, juga kepada Tuhan.
2.
Secara definitif istilah dokter muslim termasuk term yang baru di dunia islam. Istilah ini lahir, nampaknya sebagai respon telah mulai adanya dikotomi yang sangat tajam dalam bidang ilmu pengetahuan dan profesi, antara ilmu pengetahuan agama di satu sisi dan umum di sisi lain, sisi ibadah di satu sisi dan dunia kerja di sisi yang lain. Disamping ingin menjadikan akhlak sebagai tuntunan profesi kedokteran, istilah dokter muslim juga dirumuskan berangkat dari adanya keinginan menjadikan seluruh aspek kehidupan dilakukan untuk islam.
3.
Terlepas dari rumusan tentang dokter muslim yang telah dirumuskan oleh para praktisi maupun pemerhati tentang dokter muslim, ada atau tidak ada rumusan tentang dokter muslim, tamatan sekolah yang menggunakan label dokter muslim atau tidak, asal setiap dokter yang beragama islam itu menegakkan akhlak islami, khususnya yang berkaitan dengan praktek kedokteran, otomatis dia adalah dokter muslim sejati.




Ciri – ciri Dokter Muslim

*
Beriman dan Bertakwa
*
Penyayang, Penghibur, Murah Senyum
*
Sabar, Rendah Hati, Toleran
*
Tenang Sekalipun Dalam Keadaan Kritis
*
Peduli Terhadap Pasien.
*
Memandang Semua Pasien Sama
*
Pemberi Nasehat
*
Menjaga Kesehatan Sendiri
*
Suci Hatinya dan Dapat Dipercaya
* Berilmu Pengetahuan
Category: 2 comments

Kesehatan Sosial (Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung) UNISBA

Sebagai mahasiswa kesehatan, baik itu yang nantinya akan berprofesi sebagai dokter, perawat, maupun ahli gizi, tentunya kita mengalami berbagai tantangan yang berbeda-beda sesuai dengan profesi masing-masing. Namun, kita menghadapi kondisi yang sama saat ini, yaitu kondisi bangsa yang belum sehat secara sempurna, yaitu tren sakit fisik-mental-sosial yang masih mengkhawatirkan, khususnya sakit secara mental dan sosial, yang apabila dibiarkan maka tidak lama lagi kita akan menyaksikan kengerian di depan mata. Sakit mental dan sosial akan menggeser budaya bangsa yang selama ini terkenal dengan sifat-sifat kebaikannya. Sifat gotong royong, toleransi tinggi, dan lain sebagainya, hanya akan menjadi sejarah. Para dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus berkontribusi untuk mencegah terjadinya hal ini. Dokter dan tenaga kesehatan harus merevitalisasi peran komprehensif pengabdiannya. Kontribusi pengabdian dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk penyehatan fisik harus dilakukan secara terintegrasi dengan proses penyehatan mental dan sosial bangsa.

Saat ini, apabila tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan intervensi menyeluruh terhadap permasalahan kesehatan bangsa (fisik-¬mental-sosial), mungkin akan muncul skeptisisme di tengah masyarakat. Khususnya untuk profesi dokter dan perawat yang selama ini lebih terlihat pada upaya penyehatan fisi, sehingga sikap skeptis ini wajar ditunjukkan oleh masyarakat. Proses reduksi peran tanpa disadari terjadi dan telah berlangsung sekian lama, ternyata telah membuat fungsinya hanya sekedar menjadi agent of treatment.
Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yang sempit. Banyak dokter yang akhirnya lebih concern bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit. Akibatnya kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekadar menganjurkan minum vitamin, mineral, tonik, dll, serta mengobati pasien yang sakit. Dokter lupa bahwa selain melakukan intervensi fisik, juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat. Dokter dalam kiprahnya seyogianya menetapkan trias peran dokter: sebagai agent of treatment, agent of change dan agent of development. WHO baru tahun 1994 mengidentifikasi kiprah ini dan menyebutnya sebagai “The Five Star Doctors” yaitu: Community leader, Communicator, Manager, Decision maker dan Care provider.

Begitu juga dengan profesi perawat, yang merupakan mitra terdekat dokter dalam melayani masyarakat. Pertanyaan yang penting sekarang adalah siapkah perawat menyandang perubahan paradigma dari yang hanya tugas rutin berdasarkan intruksi dokter secara konvensional ke arah profesional berdasarkan kerja team atau mitra kerja? Sebutan Mitra tidak hanya sebuah slogan tetapi dapat melakukan dialog/ diskusi tentang pasien, semua demi pasien yang dirawat. karena sebagai mitra dokter, perawat haruslah mampu bersama dokter menjadi gerakan pembaharu demi kesejehteraan masyarakat. Karena hakekat pelayanan adalah memenuhi kebutuhan paling dasar pasien sesuai maslow, dan sekaligus mampu/ kompeten melaksanakan tindakan keperawatan yang didasarkan atas hasil pengkajian yang mendalam, cermat serta akurat berdasarkan masalah keperawatan yang ada.

Selain profesi dokter, tantangan ke depan juga dialami oleh para ahli gizi. Indonesia memiliki 4 masalah utama tentang gizi saat ini. Masing-masing memiliki dampaknya terhadap kemiskinan. Pertama, kekurangan zat besi atau anemia gizi besi (AGB), dikenal dengan penyakit kurang darah atau anemia. Kekurangan gizi jenis ini diperkirakan mencapai 40-60% wanita dan anak balita, yang prevalensinya terus menanjak naik dari sebanyak 40% pada tahun 1995 dan menjadi 48% pada tahun 2001. Kedua, diperkirakan sekitar 42 juta penduduk Indonesia kekurangan zat yodium. Prevalensi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) pada anak sedikit meningkat yaitu menjadi 11% pada 2003, hanya 9,8% pada 1996/98. Ketiga, kekurangan vitamin A (KVA) yang dapat menimbulkan kerusakan mata. Sekitar 70% balita di Indonesia meninggal pada umur di bawah satu tahun, karena kekurangan vitamin A. Keempat, kekurangan energi dan protein (KEP) dan kekurangan energi kronis (KEK) yang dijumpai pada wanita usia subur 15-49 tahun.

Kompleksitas masalah gizi di Indonesia menuntut profesionalisme yang tinggi tentu saja didukung oleh pengetahuan, ketrampilan bahkan sikap profesional yang kuat. Bagi seorang ahli gizi harus dapat menyumbangkan ilmunya dalam mengatasi masalah gizi ganda yang saat ini dihadapi di Indonesia dimana dalam saat bersamaan masalah gizi kurang belum dapat teratasi dengan baik, di lain pihak masalah gizi lebih mulai meningkat dan cukup mengkhawatirkan.

Pada dasarnya dokter dan tenaga kesehatan lainnya adalah para cendikiawan yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat yang dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala tindakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). Dan tantangan terbesar untuk menjalankan semua nilai profesi itu adalah menjawab tantangan Indonesia sehat 2010.

Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Sehingga jelas, bahwa peran-peran ke depan untuk profesi kesehatan ini tidak hanya menyembuhkan "si sakit" namun, berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Sebagai mahasiswa, kita harus menyadari bahwa banyak "pr" yang harus kita kerjakan nanti ke depannya. Setelah melihat sekilas gambaran profesi kita nanti, hal apa yang harus kita pahami dan persiapkan agar tidak canggung menjalani kehidupan di masyarakat yang real nantinya, karena tidak mungkin kan kita menjadi nmahasiswa terus dan tidak berkarya? sebagai mahasiswa, kita memiliki tiga peran utama sebagai Iron stock, Agent of change dan moral force.

Iron Stock
Mahasiswa merupakan generasi penerus masa depan. Tentunya pengembangan potensi dan peningkatan kualitas diri perlu dipersiapkan dan ditingkatkan. Langkah strategis yang dapat diterapkan oleh mahasiswa kedokteran adalah:
1. Pengembangan wawasan berupa seminar, kajian, dan dialog tokoh yang terutama berkenaan dengan “ Menuju Indonesia Sehat 2010” ataupun materi-materi lainnya.
2. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi diri, contohnya mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus FK UGM, seperti BEM FK, TBMM, HIMAGIKA, HIMIKA, ataupun yang lainnya.

Agent of Change
Mahasiswa sebagai agen perubah. Perubahan yang dilakukan pun tidak direalisasikan secara sporadis, tapi terpola dan terkoordinasi. Langkah Strateginya adalah:
1. Mahasiswa Kedokteran sebagai pemuda berintelektualitas tinggi dan cendekiawan muda tentunya harus bergerak secara sistematis dan sesuai kebutuhan bukan karena eksistensi semata. Analisa setiap masalah yang ada baik itu dalam sektor pembangunan dan kesehatan perlu dilakukan. Bentuknya bisa dalam bentuk polling maupun riset/penelitian. Penelitian adalah nyawa dalam ilmu kedokteran, karena ilmu ini terus berkembang. Tentunya kita nantinya akan berlatih melakukan penelitian untuk tugas akhir dengan bimbingan dosen.
2. Penelitian yang menghasilkan hasil yang signifikan dapat melahirkan kebijakan baru terutama dalam bidang, sehingga mahasiswa kedokteran dapat bergerak sesuai dengan kompetensinya masing-masing dan secara professional. Salah satu contohnya adalah mahasiswa praktisi kesehatan dapat bergerak dalam hal peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan

Moral Force
Seperti yang telah disinggung di atas, berbagai aktifitas mahasiswa kedokteran dalam kancah pergerakan nasional yang dilandasi oleh moral force telah tercatat dalam sejarah Indonesia. Banyak sekali kiprah mahasiswa yang telah menorehkan tinta emas bagi perjuangan bangsa. Dimulai dengan pergerakan Budi Utomo tahun 1908, kemudian dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda tahun 1928, dan puncaknya pada tahun 1945 dimana mahasiswa pada masa itu memegang motor kendali bagi terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Namun, harapannya tak hanya memorial belaka mengingat kontribusi mahasiswa kedokteran dalam perjuangan bangsa Indonesia dahulu, tapi semangat dan kemauan untuk berubah harus tetap dipelihara dan ditularkan agar tetap terjaga.

Sebagai penutup, siapa yang tidak kenal dengan suster apung? Sosok ini pernah muncul di acara Kick Andy, dan menyentuh serta menohok siapapun yang masih memiliki hati nurani melihat realitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mendirikan bulu roma siapapun yang mendengar kisah hidupnya. Hj. Rabiah nama aslinya, telah bertugas sebagai perawat selama 28 tahun hingga sekarang di kepulauan Liukang Tangaya di selatan Pulau Sulawesi, dekat perairan laut Flores. Ia harus menembus ganasnya gelombang laut dan melawan batas kewenangannya sebagai perawat, serta tidak menyerah oleh keterbatasan fasilitas yang ada di tempat-tempat terpencil tersebut dan rela berlayar dengan perahu motor selama 24 jam menuju Makassar untuk menemui pasien yang kondisinya membutuhkan perawatan medis lebih lanjut. Suster Apung hanyalah 1 sosok yang mengabdikan dirinya penuh untuk kesejahteraan masyarakat dalam lingkup kecilnya, jika ia bisa, kenapa kita yang memang dididik untuk menjalani profesi mulia ini tidak?
Category: 0 comments